Bukan Menyembah yang Lain

Elia mewartakan kematian Raja Ahazia, adalah kisah yang dramatis. Ceritanya, Ahazia raja Samaria jatuh dari kamar atas dan sakit. Kemudian ia bermaksud mencari informasi tentang kesembuhannya ke Baal-Zebub, allah di Ekron. Namun Malaikat TUHAN menyuruh Elia untuk mengatakan, “Apakah tidak ada Allah di Israel, sehingga kamu ini pergi untuk meminta petunjuk Baal-Zebub, allah di Ekron? Sebab itu beginilah firman TUHAN: Engkau tidak akan bangun lagi dari tempat tidur, di mana engkau berbaring, sebab engkau akan mati.” (ayat 2-4). Demikianlah disampaikan utusan yang bertemu Elia kepada raja Ahazia. Raja kurang puas dan hendak bertemu Elia. Maka ia mengutus dua orang perwira, masing-masing dilengkapi 50 orang pasukan. Rombongan pertama hangus. Rombongan kedua juga mati terbakar api, ketika meminta Elia turun dari bukit. Barulah pada rombongan ke-3 Elia bersedia turun dan menjumpai raja. Lalu menyampaikan kata-kata yang sama. Dan raja Ahazia pun mati (2 Raja-raja 1:1-16).

Kisah yang dramatis ini, didasarkan pada kepercayaan pada TUHAN sebagai satu-satunya Allah yang berkuasa. Ia adalah Allah yang menguasai hidup dan mati semua orang, raja sekalipun. Allah yang demikianlah, yang semestinya disembah, bukan allah atau roh yang lain. 

Rasul Pauluspun beberapa kali mengingatkan agar orang-orang menyembah Allah yang berkuasa, yang dikenal dalam Kristus, bukan yang lain. Ia gemas dan merasa habis akal kepada orang-orang Galatia. Karena setelah dikenal dan mengenal Allah di dalam Kristus, sekarang justru ingin berbalik kepada allah sesembahan yang lama. Rasul Paulus kuatir jika jerih payahnya selama ini sia-sia. Ia ingin berada kembali di tengah-tengah mereka, dan mengajak berbakti kepada Allah yang dikenal melalui Kristus saja. Bukan menyembah roh-roh yang lain (Galatia 4:8-20).

Di sini hubungan ideal manusia dan Allah digambarkan dalam relasi yang intim dan eksklusif, khas monotheisme. “Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku ...sebab Aku, TUHAN, Allahmu, adalah Allah yang cemburu...” (Kel. 20:3,5). Manusia tidak menyembah yang lain, selain Allah yang baik dan tempat berlindung (Maz 16:1,2). Amin.

(Leksionari: 2 Raja-raja 1:1-16; Mazmur 16; Galatia 4:8-20)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sumber Sukacita Kita

Menghunjam Dalam