Bukan Menyembah yang Lain
Kisah yang dramatis ini, didasarkan pada kepercayaan pada TUHAN sebagai satu-satunya Allah yang berkuasa. Ia adalah Allah yang menguasai hidup dan mati semua orang, raja sekalipun. Allah yang demikianlah, yang semestinya disembah, bukan allah atau roh yang lain.
Rasul Pauluspun beberapa kali mengingatkan agar orang-orang menyembah Allah yang berkuasa, yang dikenal dalam Kristus, bukan yang lain. Ia gemas dan merasa habis akal kepada orang-orang Galatia. Karena setelah dikenal dan mengenal Allah di dalam Kristus, sekarang justru ingin berbalik kepada allah sesembahan yang lama. Rasul Paulus kuatir jika jerih payahnya selama ini sia-sia. Ia ingin berada kembali di tengah-tengah mereka, dan mengajak berbakti kepada Allah yang dikenal melalui Kristus saja. Bukan menyembah roh-roh yang lain (Galatia 4:8-20).
Di sini hubungan ideal manusia dan Allah digambarkan dalam relasi yang intim dan eksklusif, khas monotheisme. “Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku ...sebab Aku, TUHAN, Allahmu, adalah Allah yang cemburu...” (Kel. 20:3,5). Manusia tidak menyembah yang lain, selain Allah yang baik dan tempat berlindung (Maz 16:1,2). Amin.
Komentar
Posting Komentar