Sumber Sukacita Kita
![]() |
Adven Minggu III |
A. Sukacita karena diberi
Hari ini aku bertanya kepada mesin AI, tentang 3 hal yang membuat senang.
1. Sebutkan 3 hal yang membuat senang teman?
a. Suportif, didukung dalam segala keadaan.
b. Didengarkan curhatnya.
c. Tidak dibicarakan keburukannya.
2. Sebutkan 3 hal yang membuat senang istri?
a. Diberikan kejutan kecil seperti bunga, cokelat, atau hadiah kecil lainnya.
b. Diberikan pujian dan selalu mengucapkan terima kasih.
c. Diajak nonton konser band atau penyanyi favoritnya.
3. Sebutkan 3 hal yang membuat senang suami?
a. Disediakan makanan favorit.
b. Rumah dirapikan.
c. Diberikan pijatan.
Tentu saja masih banyak hal lain yang dapat dilakukan untuk dapat membuat orang senang.
Mesin kok tahu ya, apa yang kumau? Kalau kamu, tahu nggak yang ku mau? Kalau kamu dibuat senang, lalu aku bagaimana? Apa nggak rugi, kalau orang lain senang sedang aku ngga senang?
[Disclaimer:
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) tidak memberikan perbedaan yang jelas antara senang, sukacita, gembira dan bahagia. Maka, di sini ngikut KBBI saja, mengganggap serupa (walau tak sama)].
B. Sukacita karena memberi
Di luar negeri, Ashley Whillans, Lara Aknin dan dan Elizabeth Dunn melakukan penelitian (Memberi&Bahagia). Singkatnya mereka menemukan bahwa membelanjakan uang untuk orang lain dapat meningkatkan kebahagiaan si pemberi.
Di dalam negeri, ternyata praktek memberi uang kepada orang lain juga sudah banyak dilakukan. Salah satunya dalam kisah ‘Agus Syedih’ yang terus trending topic sudah beberapa bulan. Ia mendapat donasi sebesar 1,5 miliar rupiah, untuk pengobatan matanya yang kena air keras. Jumlah yang fantastis! Terlepas dari kasusnya yang berkepanjangan dan memprihatinkan, pertanyaannya, “Mengapa ada banyak orang yang mau memberi kepada orang lain, meskipun tidak saling kenal?”
Pertanyaan, “Mengapa ada orang yang mau memberi?” Pertanyaan ini sering tidak disadari oleh banyak orang, bahkan oleh orang yang sering itu sendiri. Maka pertanyaan ini dicari jawabnya oleh Whillans dan teman-teman melalui penelitian di atas. Dan sekarang kita tahu, mengapa orang memberi, mengapa orang mau menjadi donatur meskipun tidak saling kenal mengenal? Itu karena-sadar tidak sadar- meningkatkan kebahagiaan.
"Barangsiapa mempunyai dua helai baju, hendaklah ia membaginya dengan yang tidak punya, dan barangsiapa mempunyai makanan, hendaklah ia berbuat juga demikian." (Luk. 3:11).
C. Sukacitamu adalah sukacitaku
Menerima hadiah jelas menyenangkan. Namun, memberi juga membahagiakan. Membuat orang lain senang, tidak harus kesenangan kita berkurang. Bisa jadi, justru karena membuat orang lain bahagia, meningkat juga sukacita kita.
Lalu, apakah jika tidak bisa memberi itu berarti tidak berhak bahagia?
Pemungut cukai bertanya, "Guru, apakah yang harus kami perbuat?"
Jawabnya, "Jangan menagih lebih banyak dari pada yang telah ditentukan bagimu." Dan prajurit-prajurit bertanya juga kepadanya, "Dan kami, apakah yang harus kami perbuat?" Jawab Yohanes kepada mereka, "Jangan merampas dan jangan memeras dan cukupkanlah dirimu dengan gajimu." (Luk. 3:13-14)
Nah, jika tidak bisa memberi, setidaknya jangan merugikan!”Menagih lebih banyak, merampas, memeras jelas mengurangi kebahagiaan orang lain. Jika rumusnya adalah sukacitamu adalah sukacitaku, maka mengurangi sukacitamu, berkurang juga sukacitaku.
D. Sumber sukacita kita
Minggu Adven III disebut juga Minggu Gaudate, Minggu Sukacita.
Kita bersukacita karena warta pengampunan Allah bagi kita anak-anakNya dinyatakan. Kita bersukacita, karena terus dicintai dan dicari serta dinanti Allah.
Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah! Hendaklah kebaikan hatimu diketahui semua orang. Tuhan sudah dekat! (Filipi 4:4-5).
Allah seperti seorang ayah yang selalu merindukan anak-anakNya kembali dari ketersesatannya.
Pak Paijo Mencari Parjo (diubah dari (Papa&Paco)
Alkisah, ada seorang ayah bernama Pak Paijo, dan anaknya bernama Mas Parjo. Mereka tinggal di Spanyol. Mohon maaf, kesamaan nama tokoh dan tempat hanya kebetulan belaka. Cerita bermula dari perselisihan antara Pak Paijo dan Parjo. Dan Parjo jengkel sampai meninggal rumah. Seperti dalam cerita ‘Anak yang Hilang’, Pak Paijo berharap, Parjo akan segera pulang. Namun ternyata, ia tidak pulang-pulang. Ternyata, Parjo dalam perantauannya dipenuhi rasa malu, bersalah, dan menyesal kepada ayahnya. Perasaan bersalah inilah yang menghambat Parjo tidak dapat pulang ke rumah, bertemu ayah Paijo.
Sebenarnya, Parjo tidak tahu bahwa ayahnya terus mencari dia. Sampai pasang iklan di surat kabar ‘Suara Merdiko’, yang bunyinya,
“Parjo, temui aku di Losmen Muntilan, pada hari ini, jam ini,
Semuanya sudah dimaafkan! Tertanda Papa.”
Mendekati hari H, Jam J, Pak Paijo sudah bersiap di lobi losmen Muntilan. Pak Paijo bertemu dengan kerumunan delapan ratus pemuda. Saking banyaknya, perlu banyak polisi untuk pengamanan. Dan semua pemuda itu bernama Parjo. (Parjo, Parjo, Parjo, Parjo ...hingga 800 Parjo.) Pak Paijo kaget. Ternyata semua Parjo itu menunggu ayah mereka. Dan semuanya berharap untuk dimaafkan. Sekarang Pak Paijo jadi tahu, bahwa semuanya butuh diampuni dan dicintai.
Dalam cerita pendek ini, “Pak Paijo jadi tahu, bahwa semuanya butuh diampuni dan dicintai. “ Namun, sebenarnya bukan hanya Pak Paijo yang tahu. Di dunia nyata pun kita tahu bahwa, semua orang butuh diampuni dan dicintai.
Ya, kita bersukacita karena diampuni, dimaafkan dan dicintai. Dan Allah datang membawa cinta kasih dan pengampunan, bukan penghukuman yang mematikan.
TUHAN telah menyingkirkan hukuman yang jatuh atasmu,.. sebagai pahlawan yang memberi kemenangan. Ia bergirang karena engkau dengan sukacita, Ia membaharui engkau dalam kasih-Nya (Zefanya 3:15,17).
Kasih dan pengampunan Allah yang merengkuh kita adalah sumber sukacita. Maka kita pun bersyukur. Dan syukur yang kita nyatakan, yaitu dengan sukacita membuahkan kebaikan. Memberi sebagian uang, makanan, pakaian dan lain-lainnya, terlebih kesediaan kita memberi diri seutuhnya.
Dalam Minggu Sukacita ini, sahabat-sahabat kita akan memberi diri bagi Allah dengan sukacita, yang ditandai dalam prosesi penerimaan warga, pengakuan percaya dan baptis. Tuhan memberkati. Amin!
Komentar
Posting Komentar